Iteung mau menggenggam tangan Sancaka, namun keburu Sancaka memanggilnya. Iteung salting, dia lalu jalan sendiri. Namun Sancaka memegang tangan Iteung. Tiba-tiba Atok muncul, dia peringatkan Sancaka jalan dilanjutkan jalan kesana.
Iteung heran kenapa Sancaka bicara sendiri. Iteung lalu tanya apa Sancaka bisa bicara sama setan. Sancaka menjawab iya, namun dia bercandain kalau setannya mirip Iteung. Sancaka ketawa, Iteung juga begitu.
Vanda nampak memanggil Sancaka, namun gak ada jawaban. Bang Sabur kemudian datang, dia bilang kalau Sancaka keluar sama Iteung. Bang Sabur bilang kalau Iteung dandan cantik, kayaknya mereka sudah jadian ini kan malam Minggu.
Vanda lalu pergi, dia masuk kamar. Vanda marah banget, dia sudah dandan cantik, kaya dan perfect namun kalah sama Iteung. Tiba-tiba sisik ular di badan Vanda muncul lagi. Iteung tambah emosi. Dia melempar barang-barang.
Pembantu rumah Vanda lalu telpon Ayah dan Bunda Vanda. Mereka kasih tahu kalau Vanda ngamuk di kamar, menangis dan pecahin barang-barang di kamar. Bundanya Vanda semakin khawatir, dia mengajak sopirnya untuk balik.
Bundanya Vanda memanggil Vanda, namun di dalam Vanda ketakutan. Dia malah memakai selimut. Tiba-tiba muncul Atok, Vanda ketakutan. Namun Atok menyuruh Vanda jangan takut, dia mengatakan kalau Vanda wanita pilihan. Dia menyuruh Vanda untuk menyusul Sancaka karena dia dalam masalah.
Ayahnya Vanda menyuruh Sabur untuk mendobrak pintu kamar Vanda. Mereka berdua lalu masuk, dan tanya Vanda kenapa. Vanda diam saja, lalu dia teringat perkataan Atok. Kalau Vanda wanita pilihan, Sancaka dalam bahaya. Vanda lalu pergi, ayahnya mengejar.
Sancaka diserang oleh geng motor suruhan Elan. Iteung heran kenapa ada yang menyerangnya. Sancaka diperingatkan jauhi Vanda. Namun Sancaka menolak, dia gak mau dilarang. Vanda binggung dimana Sancaka berada.
0 komentar:
Post a Comment