Home » » Dampak Isu Bakso Tikus di Madiun

Dampak Isu Bakso Tikus di Madiun

Posted by Sisnet TV

Ilustrasi: Bakso daging sapi
Sisnettv.com - Dampak isu bakso dari daging tikus membuat Kedai Malaya Mas Sugeng sepi pembeli. Kedai ini berlokasi di Desa Kedungmaron, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, itu diisukan berbahan daging tikus.

Kabar yang belum tentu kebenarannya itu menyebar luas setelah dua pelanggan perempuan mengunggah video ke Instagram (IG). Rekamannya menerangkan temuan potongan yang ditengarai bagian tubuh binatang pengerat itu dari dalam bakso. ‘’Sejak itu jadi sepi pembeli,’’ kata Sugeng Riyadi, pemilik kedai, Selasa (28/1).

Sugeng tahu siapa dua perempuan pembuat video itu. Keduanya sama-sama memesan satu mangkuk bakso jumbo, Sabtu lalu (25/1). Dua porsi dihabiskan dan membungkus satu porsi lagi untuk dibawa pulang. Setelah video viral, pembuat video dihubungi oleh warga yang tinggal di Desa Sumbergandu, Pilangkenceng, tersebut. ‘’Katanya menemukan bagian tubuh tikus di dalam bakso saya. Mau ngomong langsung ngakunya sungkan,’’ terangnya.

Sugeng mengaku tidak tahu-menahu ihwal tudingan baksonya berbahan daging tikus. karena, dia tidak membuat sendiri. Bakso itu dipesan dari Agus Wibowo, warga Desa Sukorejo, Saradan, yang juga membuka warung bakso. ‘’Saya kulakan langsung jadi, supaya hemat waktu,’’ jelasnya.

Dalam sekali kulakan, Sugeng biasa mengambil 30 biji bakso untuk dibuat menu jumbo. Diameternya sekitar 10 sentimeter. Sedangkan 50 biji untuk menu klenger dan 150 biji bakso kecil. Sampai-sampai polisi mendatangi rumahnya menanyakan soal video tersebut. Sejumlah pegawai dinas kesehatan (dinkes) juga bertamu dengan urusan serupa.

Kedua institusi itu membawa pulang tiga biji bakso sebagai sampel. Sugeng diminta menghentikan jualan baksonya. ‘’Saya jualan sejak Oktober 2018. Tidak pernah mengecek isi bakso, tapi selama itu tidak pernah terjadi apa-apa,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Agus membenarkan telah memasok bakso ke Sugeng. Tetapi, makanan itu juga tidak diproduksi sendiri, melainkan kulakan dari tempat produksi di Desa Kedungombo, Tanjunganom, Nganjuk. Menindaklanjuti video viral itu, Agus telah melayangkan komplain. Konfirmasi yang diterima, potongan yang diduga bagian tubuh tikus itu adalah bagian lidah sapi. Berbentuk hitam dan kaku sesaat setelah direbus. ‘’Saya buka usaha warung bakso sejak empat tahun lalu. Selama itu juga tidak ada masalah,’’ ujarnya.

Agus tahu tempat produksi itu ketika nyambi jadi sopir carteran lima tahun lalu. Ketika mampir di salah satu warung bakso di Nganjuk, dia kaget membayar murah. Kala itu, satu porsi bakso dengan bentuk besar dan enak hanya Rp 5.000. ‘’Saya tanya di mana kulakannya, tidak dijawab. Katanya rahasia perusahaan,’’ kenangnya.

Agus akhirnya bisa tahu produsen bakso itu setelah melakukan penelusuran sendiri. Kerja sama pun dilakukan hingga kini. Sekali kulakan bisa habis Rp 1,5 juta. Waktunya dua hari sekali. ‘’Semoga masalah ini segera terselesaikan agar kami bisa berjualan dengan nyaman,’’ tutupnya. (rmc)

Iklan Dibawah

0 komentar:

Post a Comment